Makan Terakhir Bersama Ibu


Ada banyak catatan yang mesti diperhatikan oleh seorang anak selepas menikah. Baik ia sebagai anak perempuan maupun laki-laki. Khusus bagi laki-laki, ada penekanan dalam hal ini. Sebab, hingga kapan pun, surga bagi seorang anak letaknya ada pada kaki ibunda.
Selain itu, selepas menikah, bakti seorang anak sama sekali tak otomatis terputus dengan alasan telah memiliki keluarga sendiri. Dalam hal ini, penting kiranya bagi kedua pasangan dan keluarga terdekat untuk saling mengingatkan.
Share:

Akan Menjadi Seperti Apa Jeparaku 20 Tahun Mendatang?

Akan Menjadi Seperti Apa Jeparaku 20 Tahun Mendatang?


Saya adalah seorang penikmat keindahan. Baik itu keindahan natural, ataupun keindahan buatan tangan manusia. Keduanya memiliki esensi tersendiri. Salah satu hal paling saya suka adalah jika senja datang menyapa. Memandangi sunset selalu menjadi hal yang menyenangkan. Biasanya saya akan menikmati benda bulat itu setiap sore hari. Terkadang ia dapat menenangkan hati di kala terasa penat. Maklumlah, saya begitu kesepian. Pusat tata surya yang tengah menenggelamkan dirinya itu seperti memberikan kekuatan magis diri ini agar selalu bisa bersyukur. Mengunggah batin. Bagaimana mungkin saya dapat menolaknya? Sementara siluet oranye itu tampak begitu indah. Begitu jelas.

Tetapi waktu yang melesat cepat memaksa saya melupakan kebiasaan itu. Sepuluh tahun berlalu. Rasa suka terhadap matahari terbenam tak lagi bisa menjadi pelipur kesedihan. Hal itu terjadi karena saya sudah tidak lagi tinggal di daerah tepi pantai. Pindah. Maka, sekejap kemudian kebiasaan lama berganti dengan kebiasaan baru. Benar kata Mamak saya, kalau segala hal di dunia ini dapat berubah. Satu-satunya hal yang tidak akan berubah adalah perubahan itu sendiri.

Dan saat saya teringat perkataan Mamak, hati ini tertegun melihat segala hal sudah tampak jauh berbeda untuk saat ini. Lahan kosong yang mulanya hanya ditumbuhi semak belukar, berganti ada bangunan kokoh di sana. Yang awalnya tidak ada, menjadi ada. Yang tadinya kecil kemudian membesar. Ada stadiun olahraga, pasar modern, pusat perbelanjaan, taman-taman bermain, sekolah, museum, patung kura-kura raksasa, wahana air terbesar se-Jawa Tengah, dan lain seterusnya. Dahulunya belum ada, sekarang mereka hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai pelengkap kehidupan.

Luar biasa, bukan? Kira-kira dari mana biaya yang digunakan untuk mewujudkan semua itu. Yuhu... tepat sekali. Kesemua bangunan dibiayai oleh pemerintah, baik itu melalui APBD, maupun APBN. Sekarang kita telusuri lebih jauh lagi. APBD dan APBN mendapat uang dari mana? Ehm... kamu benar lagi. Jawabannya adalah dari pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak. Oleh karenanya, sangat penting sekali keberlangsungan maju-tidaknya suatu kota dengan ketaatan warganya membayar pajak.
Ngomong-ngomong, Jepara ini namanya begitu populer loh. Di antaranya adalah selain tempat lahirnya pahlawan emansipasi perempuan, juga menjadi pusat furniture dunia. Yap! Dunia. Terhitung jumlah 60% dari keseluruhan furniture yang ada di bumi ini diproduksi oleh pengrajin Jepara. Keren, kan? Sebenarnya tidak hanya itu, Jepara juga dijuluki Kota Seribu Pesantren. Dikarenakan saking banyaknya jumlah pesantren di kota ini.

Saya jadi berpikir, dengan potensi dunia industri yang begitu besar, namun ketika ada tourist atau pengunjung yang datang dan mencari kerajinan khas Jepara, biasanya sedikit kesulitan untuk mendapatkannya. Bisa, tetapi butuh tenaga ekstra untuk mencarinya. Saya sangat berharap ke depan kota Jepara bisa tetap menjaga keberlangsungan dunia industri mebel. Sekarang tahu sendiri, persaingan antarnegara semakin ketat. Banyak produk luar negeri yang bisa dengan mudah beredar. Produk kayu bisa diganti dengan produk berbahan plastik. Hihi. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri. Kayaknya bakal seru kali ya. Apabila Jepara memiliki museum furniture sendiri. Jadi nanti pengunjung bisa tahu dan lebih mengenal tentang asal mula dan banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari sana. Akan mendatangkan pendapatan daerah juga, kan, kalau semakin banyak wisatawan yang berkunjung. Hehehe, baru membayangkannya saja sudah seseru ini.


Kemudian pertanyaan itu tiba-tiba muncul di kepala. Kira-kira apa yang akan terjadi dengan kota Jepara dalam 20 tahun mendatang? Apakah tetap bisa eksis dan terus berkembang mengikuti perubahan? Semoga saja begitu. Mari didoakan sama-sama. Mari dikembangkan sama-sama. Mari berbuat untuk tempat tinggal kita. Salah satu hal kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan taat bayar pajak. Rupanya tidak hanya pajak kendaraan, bumi bangunan, penghasilan, pertambahan nilai, hadiah, barang mewah, saja. Masih banyak sekali jenis-jenis pajak yang perlu diketahui. Yuk dipelajari, yuk diaplikasi, yuk disebarkan.



Tulisan ini diikutkan dalam lomba serangkaian #olimpiadepajak516 . #Banggabayarpajak
Share:

Belum Dikatakan Kaya, Sebelum Ia Taat Pajak

Selamat Datang di Aset Mamak

Photo take by : Odi, Model by : Alvi


Belum Dikatakan Seorang itu Kaya, Sebelum Ia Taat Pajak

Selamat pagi...

Bagaimana kabar kalian hari ini? Saya sangat berharap Anda semua baik-baik saja, sehat dan tidak sedang berkekurangan suatu apa pun.


Beberapa hari belakangan, saya merasa seperti sebuah pulpen tanpa tinta, mau menulis sesuatu, tetapi media untuk menulisnya sedang tidak bisa digunakan; laptop dan hape rusak (baca: malas menulis). Untunglah kali ini ada seorang teman baik hati yang rela kurayu dengan sedikit paksaan agar mau meminjamkan mesin ketik miliknya saya bawa pulang, sehingga saya dapat menulis kembali. Hehehe. Duh, senangnyaaaaa!

Oke, cukup ya basa-basinya, biar tulisan saya tidak semakin basi kita lanjut ke materi ulasan. Hm... sekarang tanggal berapa ya?

15 Maret!


Wow... ndak kerasa suasana awal tahun sudah berlalu jauh di belakang. Tiba-tiba sudah sampai di pertengahan bulan ketiga aja, nih. Adakah yang tahu kenapa saya tiba-tiba menanyakan tanggal? Hha, iya, salah satunya karena sebentar lagi ada yang ulang tahun.

(Jadi Malu) Tetapi bukan karena itu kok, melainkan 16 HARI LAGI program pengampunan pajak akan segera berakhir.
Weeeh, kenapa tiba-tiba saya membahas pajak ya...


Jadi begini Brother...

Jadi begini Sister...

(Narik napas panjang)

Pemerintah kita sedang mempunyai program, namanya pembebasan TAX AMNESTY PAJAK. Sebuah layanan penghapusan denda bagi wajip pajak yang melaporkan jumlah kekayaannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat hanya sampai tanggal 31 Maret 2017. Info lengkap baca di https://djponline.pajak.go.id atau ada juga aplikasi khusus pepajakan yang bisa didownload di @kppjepara. Lumayan, bukan? Jadi sebaiknya buruan melapor, gih. Hehehe. Katanya mengaku orang kaya? Memiliki harta melimpah? Tidak mau disebut orang miskin, kan?


Sebenarnya saya di sini tidak sedang ingin mengejek, tetapi mengingatkan saja bahwa ada sebagian hak negara (orang lain) di setiap harta kita. Dengan membayar pajak, maka boleh dikatakan kita sudah menjadi orang kaya, bukan kaya harta, tetapi mentalnya yang kaya. Sekali lagi mentalnya yang kaya. Pernah suatu kali ada teman yang mengaku memiliki uang banyak, usahanya di mana-mana, maju pesat tak terkira, karyawannya banyak, tetapi ketika saya mengingatkan untuk membayar pajak, dia menolak dengan alasaan; ribet, merepotkan, mahal, dst. malahan ia melaporkan beberapa data palsu agar bisa lolos dari tagihan pajak. Yah, kalaupun tidak lolos setidaknya hanya membayar dengan nominal yang lebih kecil dari yang seharusnya.


Mana boleh begitu? Ada pepatah lama bilang, ”Belum dikatakan seorang itu kaya betulan bila ia masih pelit memberi.” Artinya : Meskipun ia memiliki banyak harta,  tetapi jika ia tidak rajin berbagi, maka masih diragukan kekayaannya.
Nah, mungkin sama halnya dengan membayar pajak. Belumlah kaya orang-orang yang masih melakoni tidak kong-kalikong pembayaran pajak.


Yuk, mumpung diberi pengampunan kita manfaatkan.
Yuk, mumpung diberi kesempatan kita mengambilnya.

Belum punya NPWP? Syaratnya gampang kok. WNI yang sudah memiliki KTP dan penghasilan bisa langsung membuatnya. Datang langsung Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat, dijamin akan disambut dan dilayani petugas pajak dengan senyum tiga jari (baca ramah bangeeet).
Sekian dulu ya,

Sampai jumpa lagi di tulisan berikutnya.
(Em.. ngantuk sudah tepat pukul 00 nih)
Share:

Diremehkan atau Dipuji, Life Must Go On

Selamat datang di blog Aset Mamak




Suatu waktu ponsel di genggaman dikirimi satu gambar ice cream. Saya pandangi lamat-lamat bentuknya. Tidak seperti ice cream yang selama ini saya temui, kali ini bentuknya sedikit berbeda. Lebih manis, dan cantik. Saya terkesima menyadari betapa kreatifnya si pembuat. 

Melihat ice cream, mengingatkan saya kepada sebuah rasa di mulut yang lumer akan kemanisan. Dingin dan melembutkan tenggorokan. Sayangnya jenis es krim yang satu ini tidak dapat saya makan. (Siapa pula yang bisa memakan gambar) 

Terkadang seperti itulah kehidupan. Dari tampilan terlihat manis, namun kita tidak dapat mencicipinya. Hanya bisa memandang. Di usia yang tidak lagi remaja sudah cukup banyak orang saya temui. Dimulai yang suka, juga yang tidak suka. Kali ini saya akan berkisah tentang mereka yang tidak terlalu menyukai hobi saya. Cenderung meremehkan. 

Bagi seseorang yang suka baca, buku sudah seperti pakaian pemanis baginya. Ke mana-mana dibawa. Membaca di setiap tempat pun oke-oke saja. 

"Dasar kutu buku."
"Hari gini masih suka baca buku?"
"Baca itu berita, ilmu, sains, jangan novel terus. Mana berguna?"
"Pantes aja, matamu mines. Kebanyakan baca buku sih."
"Heh, dengerin ya! Cewek itu gak suka dengan lelaki pecinta buku, makanya sekali-kali ikut sama kita. Pecinta motor... "

Begitulah kira-kira sedikit komentar mereka terhadap hobi saya membaca buku. Bagaimana menurut kalian? Benarkah dengan suka membaca buku akan berdampak buruk seperti itu? 

Lagi-lagi saya harus menghela napas panjang. Yang namanya hobi, seharusnya menjadi hak masing-masing individu. Kalau mereka menyukai motor, mbengkel dan sebagainya ya silakan saja. Kenapa mesti repot-repot memaksa saya dan meremehkan apa yang saya suka. Apa maunya. 

Saya sempat terpuruk dengan komentar teman-teman terdekat. Sebelum saya menyukai buku mereka bersikap baik. Sangat baik, tetapi tidak dengan selebihnya. Terus bagaimana sikap saya terhadap mereka yang meremehkan? Bagaimana saya bangkit dari keterpurukan? Akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya ya. 

Hari ini sampai sini dulu. 

#10DaysKF 
#10DaysChallengeKampusFiksi 
Share:

Tiga Film yang Membekasi Hati Sepanjang Hidup

Selamat datang di blog Aset Mamak

Hello everyone, bagaimana malam minggu kalian? Dihabiskan buat apa nih? Boleh lho dishare ke saya. Adakah di antaranya melewati dengan menonton film? Hehehe,  jika membahas film, memang selalu menarik. Tiap tahun ada saja film-film yang keren untuk disimak.

Menonton film bisa memberikan efek edukasi, selain penghiburan yang ditampilkan biasanya dalam adegan ataupun isi cerita suka terselip hikmah yang sarat akan makna kehidupan.

Hmm... setuju? Setuju saja deh. (Saya pemaksa banget orangnya) :D

Jika ditanya film apa yang paling benar-benar berkesan, mungkin sampai mati pun saya tidak akan bisa menjawabnya, bagi saya, setiap film yang sudah tertonton selalu memiliki kesannya tersendiri. Ia memiliki tempat eksklusif di dalam hati. Dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.



A Moment to Remember ini adalah film buatan negeri ginseng yang mengisahkan kisah cinta super menyedihkan. Diawali dengan pertemuan yang tak disengaja di sebuah mini market. Kesan pertama bertemu, tokoh wanita begitu tidak suka. Cenderung sebal, lantaran merasa minuman kalengnya dicuri tokoh laki-laki.
Kisah pun berlanjut, ternyata laki-laki tadi adalah pekerja proyek Papanya. Karena beberapa hal terjadi di antara mereka, singkat cerita keduanya saling jatuh cinta.
Hmm. Klise banget!!!
Tetapi yang membuat saya berkesan ada dalam kisah selanjutnya. Setelah mereka melewati berbagai hambatan, proses panjang kemudian menikah, kehidupan keduanya tidak lantas berakhir. Tidak lantas happy ending ever after. Justru kehidupan sesungguhnya baru saja dimulai.
Tokoh utama wanita menderita penyakit mematikan yang tidak ada obatnya. Hari demi hari dilewati dengan perasaan tak ingin merepotkan suaminya. Ia berencana pergi diam-diam.

Well, biar bagaimanapun seseorang menyembunyikan sesuatu lambat laun bakal ketahuan juga. Ketika suaminya tahu sang istri menderita alzheimer--penyakit yang mengikis memori otak, perlahan-lahan penderitanya akan melupakan segala hal yang pernah dialami--dia berusaha keras membantu. Sayang, pada akhirnya sang istri tetap tidak mengenali diri sendiri, apalagi suaminya. Seperti bayi yang baru lahir. Semua kenangan yang pernah dilewati hilang begitu saja. Hiks! Hiks! Hiks!
Saya seorang pelupa parah. Kadang pun terbesit pikiran, bagaimana apabila penyakit itu menyerang saya? Apa yang akan kemudian terjadi terhadap orang terdekat saya, apakah mereka tetap mau menerima keadaan tersebut, atau justru pergi.


Film kedua yang mengesankan bagi saya adalah My Name is Khan. Bollywood nih. Bukan sembarang Bollywood film yang dibintangi Shah Rukh Khan ini mengangkat tema tentang Islam dan terorisme. Bercerita tentang Rizwan Khan yang menderita sindrom asperger yang mengakibatkan tumbuh kembangnya tampak berbeda dengan anak-anak lain. Namun Tuhan dalam hal ini sutradara menciptakan keadilan pada Khan, meski berkekurangan ia juga memiliki kelebihan dalam memperbaiki benda-benda.
Beranjak dewasa Khan mulai pindah tempat tinggal di Amerika, di sana ia bertemu dengan Mandira, diperankan oleh Kajol saat bekerja sebagai sales kosmetik. Keduanya kemudian menikah dan memiliki satu anak.
Dan bagian terbaik dari film ini adalah saat Khan beserta keluarga mengalami berbagai hambatan dan diskriminasi dikarenakan memiliki nama belakang Khan yang merujuk agama Islam, lalu dengan segala konflik yang terjadi, Khan berhasil membuktikan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai. Tidak seperti apa yang mereka tuduhkan. Hiks! Waktu menonton ini saya menitikan air mata di beberapa part. Terutama saat Khan melakukan salat sendirian di hamparan tanah yang sepi. Sempat juga berkata dalam hati, "Wah, semua muslim pasti menangis kalau nonton ini."

Hehehe.



Selanjutnya The Hunger Games. Ini film keren banget. Beneran. Mengisahkan dunia yang bersetting entah di mana dan tahun berapa saya tidak tahu. Tetapi konsep yang disajikan dalam film ini sangat saya suka.
Jadi dalam film ini dibagi menjadi 12 distrik. Dibintangi oleh Jennifer Lawrence dan Josh Hutcherson, menjadi peserta The Hunger Games perwakilan Distrik 12 bertarung sampai mati melawan sesama peserta dari distrik lain.
Tidak hanya menonton film The Hunger Games saja, saya pun membaca dalam bentuk novel karya Suzanne Collins tersebut. Dan pertarungan terus berlanjut dalam novel selanjutnya yang juga difilmkan dengan judul yang sama. Catching Fire dan Mocking Jay. Tetapi tetap yang paling berkesan adalah The Hunger Games.
Yah, begitulah. Itu saja ulasan saya kali ini.

#10DaysKF
#10DaysChallengeKampusFiksi
Share:

Ada Kesalahan di Pertemuan Pertama

Selamat datang di blog Aset Mamak




Selamat malam para pembaca, apa kabar? Sehat? Kuharap kalian tidak sedang kepedasan akibat makan mie ramen level sepuluh. :D

Masih dalam ajang kompetisi menulis yang diadakan Kampus Fiksi, dan ini sudah hari keempat, artinya sudah empat hari saya telah menulis rutin. Hehehe. Bukan hal hebat, tapi cukup menyenangkan rasanya bisa menulis kembali. Daaaan tema tantangan kali ini adalah diminta menceritakan tentang masa lalu. Tentang sebuah pertemuan pertama dengan si dia. Uhuuk! 

Saya mengira Momon ini sedang kurang vitamin K kali ya, makin ke sini temanya makin KEPO, mau tahuuuu aja. Okelah, Mon, demi dikau akan saya ceritakan seluruh kisahnya. Are you ready? 


Memori kepala saya putar ulang ke beberapa bulan lalu. Bermula dari sebuah grup kepenulisan yang saya ikuti secara on line. Banyak para penulis mempromosikan tulisannya, saat itu di antara banyak tulisan yang lewat saya kemudian tertarik kepada sebuah akun yang cukup rajin. 
Kalau bagi kebanyakan orang jatuh cinta berawal dari mata turun ke hati, bagi penulis--khususnya saya-- tidak. Mungkin dari kata merasuk ke hati lebih tepat. Hehehe. 
Biar bagaimanapun karakter seseorang dapat terwakilkan dari bagaimana ia menuliskannya. Dari sering membaca tulisannya, kemudian tumbuh perasaan yang sebenarnya saya sendiri tidak tahu. 
Seiring waktu berjalan kami semakin akrab berkomunikasi by chating. Belum. Kami belum pernah bertemu lantaran kita berbeda kota. Hingga akhirnya datanglah sebuah kesempatan. 
Akan ada sebuah acara kepenulisan di ibukota. Dia berencana hadir, aku ditawarinya juga agar bisa ikut. Lumayan bagus konsep acaranya, jadi sayang bila dilewatkan. 
Saya sempat meminta izin kepada Mamak terlebih dahulu, sekaligus bercerita tentang akan bertemunya kami di sana nanti. Untung saja tidak ada masalah berarti dari Mamak. Dia men-suport, jika memang kegiatannya positif. 

Menjelang hari keberangkatan kami malah bertengkar, ada sedikit kesalahpahaman antara saya dan dia. Dia mengancam agar saya tidak perlu menemuinya saat acara nanti. Perasaan saya begitu terpukul, dia yang begitu saya kagumi, saya kenal baik hati, menyenangkan, lucu, humoris, selalu bisa meredakan amarah, tiba- tiba menolak mentah-mentah di detik-detik akhir. Hiks! Hiks! 

Tiba di hari pelaksanaan Kampus Fiksi Spesial Semarang, suasana begitu ramai, meriah, tetapi tidak dengan hati ini. Saya sempat berusaha menenangkan diri dan mencoba melupakannya. Setidaknya datang ke sini bersama teman-teman akan sedikit bisa sejenak meringankan beban perasaan bersalah. 

Di tengah acara pandangan mata saya masih sibuk mencari-cari, di manakah dia? Memakai baju apakah dia? Bersama siapa saja dia? Tetapi tak kunjung ketemu. 

Setidaknya kalaupun tidak jadi bertemu, dengan melihatnya mungkin bisa sedikit menenangkan perasaan ini. 

Usai waktu makan siang dan istirahat, sebuah pesan darinya masuk. Memberitahukan dia telah berubah pikiran. Di dalamnya pun ada lokasi tempat ia duduk dan warna pakaian yang dikenakan. Oh, Tuhaaan. Sungguh terima kasih. 

Perlahan saya menghampirinya. Dia tersenyum. Saya mengenalkan diri ulang. Uluran tangan saya tak langsung disambut. Setelah beberapa detik dia akhirnya mengangkat tangan, tetapi bukan menempelkannya di telapak saya, melainkan ditangkupkannya di dada. 

Saya langsung kikuk menghadapi respons darinya. Tidak banyak lagi yang kami bicarakan. Dia pun lebih banyak berbicara tanpa menatap saya. Mungkin dia masih marah, pikir saya. 

Mba Avifah Ve tiba-tiba kembali memasuki ruangan, mulai berbicara dan melanjutkan acara. Ah, kami pun tak dapat meneruskan pembicaraan kaku ini, mengambil posisi dan mulai mengerjakan intruksi Mba Avifah Ve untuk membuat tulisan sebagai seleksi mendapatkan golden tiket kelas kampus fiksi reguler. 

Hehehe, padahal dalam tulisan dia orangnya rame, seru, humoris, namun begitu bertemu semua hal yang saya rasakan itu tak dapat saya peroleh. Sungguh beda. Mungkin saya yang telanjur kaku dan nervous kali ya... 

Nah, begitu saja cerita kesan pertama ketika bertemu dengannya. :) 
Sudah ya. Sampai jumpa lagi. 
Semoga bermanfaat. 

#10DaysKF 
#10DaysChallengeKampusFiksi 
Share:

Daftar Pencapaian, Yakin Cukup Lima?


Selamat datang di blog Aset Mamak




Sebelum menulis ini saya iseng bertanya lebih dulu kepada Mamak, "Apa sih, yang ingin Mamak capai di tahun 2017 ini? Sebutkan lima ya?"

Mula-mula Mamak tak mau menjawab, dia hanya tersenyum tipis sambil pandangannya tetap lurus menatap buku. Mungkin dalam hatinya berkata ini anak apa-apaan si... kurang kerjaan banget. Ganggu orang yang sedang asyik baca. Haha

Tetapi setelah saya bertanya untuk kelima kali, ditambah dengan nada yang saya buat-buat agar tampak lebih meyakinkan dan serius akhirnya Mamak menuturkan sebagai berikut :


Ingin umroh
Ingin bisa beribadah lebih baik
Ingin rejeki bertambah berkah
Ingin anak-anak semakin shaleh
Ingin memperbaiki rumah agar lebih layak huni


Jiaaah, untuk poin satu dan lima sih bisa diusahakanlah ya waktunya, tetapi poin dua, tiga, dan empat rasa-rasanya itu tidak hanya perlu dicapai untuk tahun ini saja, mungkin bisa jadi itu adalah doa Mamak seumur hidup.

Oke, daftar request pencapaian Mamak sudah, sekarang kita intip milik saya.

Sebenarnya untuk resolusi tahun ini saya sudah menuliskannya jauh-jauh hari saat awal tahun lalu, saat nilai di tanggalan masih muda. Jumlahnya pun tak hanya lima. Tetapi banyak. Ada lebih dari dua puluh.


Saya akan membocorkannya sedikit di sini.

Pencapaian pertama saya di tahun ini adalah ingin bisa ketemu Ilana Tan. Hahaha. Ekstrem gak sih? Secara informasi tentangnya saja nihil, bagaimana bisa bertemu? Yah, tidak apa-apa namanya juga daftar pencapaian. Sah dong.

Ada tiga penulis yang saat ini begitu saya sukai, pertama, Tere Liye, kedua Ippho Santosa, ketiga Ilana Tan. Nah, hanya Ilana Tan saja yang belum pernah bertemu. Semoga Dia mengizinkanku bertemu.

Lanjut ke daftar pencapaianku yang kedua. Kali ini saya akan membahas masalah finansial. Beberapa kali ikut seminar, beberapa kali ikut praktek training, dan beberapa kali mencoba usaha ini-itu, namun belum ada yang berhasil closing secara memuaskan. Kuharap sebelum akhir tahun nanti saya bisa meng-Goal-kan seratus juta pertama dari seluruh ilmu yang sudah saya pelajari. :)

Ketiga, menemani Mamak saya berziarah ke Makam Nabi Muhammad. Mamak sudah terlalu senja untuk berangkat umroh sendiri, jadi menemani dan mewujudkan impiannya adalah menjadi prioritas bagi saya saat ini.

Keempat, sebagai seorang penulis atau lebih tepatnya seorang yang mengaku penulis tentu ingin karyanya membumi dan bermanfaat. Harapan saya, sepanjang tahun ini dapat menerbitkan setidaknya dua buku dan sekurangnya bisa rutin mengirimkan tulisan ke media minimal lima buah per bulan.

Kelima, ini harapan pamungkas. Saya sungguh berharap apa yang sudah saya tulis jauh-jauh hari lalu di buku usang nan berdebu itu, semua bisa tercapai. Sudah itu saja si... Hehehe.

Nah, itu adalah lima harapan saya di tahun ini. Semoga satu per satu bisa terlampaui. Aamiin.

Sekian dan terima kasih audah berkenan membaca blog sederhana ini. Kalau ada saran, kritik dan komentar silakan disampaikan. Saya akan senang hati mendengarkan. :)

Sampai jumpa


#10DaysKF 
#10DaysChallengeKampusFiksi 
Share:

Khayalan Anak Lelaki Mamak



Perlu diketahui, saya ini orangnya pendiam. Lebih banyak mendengar daripada bicara. Lebih suka mengamati daripada beraksi di depan umum. Jadi ketika ditanya kapan terakhir kali bersikap histeris rasa-rasanya saya tidak akan ingat. Bukan karena saya tidak mau mengingatnya, namun karena mungkin memang tidak pernah mengalaminya. Hehehe. 

Pertanyaan di tema kedua ini adalah tentang histeris. Sebelum menulis ini saya sempat membuka KBBI terlebih dahulu, mencari tahu apa sih, makna sebenarnya dari kata 'Histeris', secara saya takut salah menafsirkannya. Kalau history kan jelas maknanya adalah sejarah, apalagi HISTRI saya paham betul makna dan manfaatnya. Hehehe. 

Jadi yang tertulis di KBBI, histeris artinya -> bersifat histeria. Duh, histeria apalgi ya? Malah muter-muter. Saya pun kembali mencari maknanya, dan yang terbaca mata adalah -> gangguan pada gerak-gerik jiwa dan rasa dengan gejala luapan emosi yang sering tidak terkendali seperti tiba-tiba berteriak-teriak, menangis, tertawa, mati rasa, lumpuh, dan berjalan dalam keadaan sedang tidur. 

Hmm, setelah tahu maknanya saya kemudian berpikir. Yah, disuruh berkhayal lagi deh. 

Berkhayal? Saya jagonya. 

Kemungkinan saya akan histeris jika sedang melakukan olahraga terjun payung lalu tiba-tiba parasutnya tidak bisa keluar. Saya biaa membayangkannya. Betapa ketakutannya hati ini jika parasutnya rusak. Ini sama saja bunuh diri. Saya belum menikah, sementara Mamak selalu menanyakan kapan saya akan menikah. Terbayang dong bagaimana kesedihan seorang ibu yang akan melihat mayat anaknya lajangnya meninggal karena terjun dari pesawat tanpa sempat membentangkan parasut. Hahaha

Berikutnya, kemungkinan saya akan bersikap histeris jika saat sedang libur kerja, karena saya ingin membahagiakan Mamak saya maka saya ajak pergi jalan-jalan. Ke pantai adalah pilihan yang tepat. Menyusuri laut dengan perahu menyeberangi satu pulau kecil ke pulau kecil lain. Pasti menyenangkan. Tetapi di tengah laut tiba-tiba kami melihat ombak tsunami setinggi dua puluh meter. Waaah, saya pasti sangat histeris begitu mengalaminya. Keinginan hati hendak membahagiakan tetapi justru malah mengantarkannya pada kematian. Huhuhu. Maafkan saya Maaak... 

Lanjut yang terakhir, saya akan bersikap histeris jika tiba-tiba mendapatkan paket perjalanan haji plus umroh gratis sekeluarga dari poin isi ulang pulsa. Heeee, makin ngaco banget kan? Sudah saya bilang kalau urusan berkhayal saya ahlinya. :D 

Karena hanya dibolehkan berkhayal tiga saja, saya cukupkan sampai di sini dulu ya... 

Lain kali kita bahas lebih lanjut. Ini khayalan saya, mana khayalan kamu? Iya, kamu.... 



#10DaysKF
#10DaysChallengeKampusFiksi
Share:

Kekasih Idaman




Dua malam lalu dalam grup kepenulisan yang saya ikuti ada member yang ngirim gambar, isinya berupa tantangan menulis di blog dengan tema yang sudah ditentukan. Sebenarnya tidak mau ikut, namun karena dipaksa-paksa akhirnya saya memutuskan untuk mencoba. Kangen juga sudah lama tidak NGODOP tulisan. (One Day One Post)


Esoknya saya ke warnet untuk membuat akun blog baru, lantaran blog lama yang saya miliki sudah tidak bisa diakses lagi sejak platformnya off. Duh, sedih juga jika harus mengingatnya kembali. Huhuhu.

Oke langsung saja, tema di hari pertama adalah menjelaskan bagaimana tipe kekasih idaman yang saya inginkan. Berbicara tentang kekasih tidak lepas dari penyelaraskan dua hati menjadi satu. Tentu saja hal itu tidak mudah, apalagi lelaki dan wanita diciptakan dari dua unsur yang berbeda, mulai dari fisik dan perasaan. Hal tersebut akan mempengaruhi pola pikir masing-masing. Ada kalanya akan terjadi benturan-benturan yang mengakibatkan hati tersayat perih. Keinginan awal memiliki kekasih idaman menjadi sia-sia. Hemm, saya tidak mau begitu.

Jadi pertama-tama kekasih yang saya inginkan adalah sesuai dengan pilihan Mamak. Mamak adalah wanita yang sudah merawat saya sejak lahir hingga dewasa ini. Segala hal dari yang remeh hingga hal serius semua dipahami betul olehnya. Mamak tahu segalanya tentang saya. Pilihannya tentulah yang terbaik buat saya.

Kedua adalah yang bersedia tinggal dan menemani Mamak saya di saat diperlukan. Kenapa? Sekarang ini Mamak begitu merindukan sosok anak perempuan di sisinya. Sebenarnya saya memiliki tiga adik perempuan, namun karena suatu keadaan mereka berpencar, ada yang tinggal di luar kota, di luar pulau, ataupun di luar kecamatan. Jadilah mereka jarang pulang. Saya suka sedih melihat Mamak apabila sedang merindukan mereka, tidak cukupkah kehadiran saya di sisinya dapat mengisi ruang kerinduan itu? Ternyata memang tidak bisa. Untuk itu sangat berharap bila memiliki kekasih (istri) nanti, ia bisa membersamai Mamak saya di kala diperlukan. Ada lagi teman Mamak yang menyekolahkan dua anaknya ke luar negeri, berharapnya sih agar bisa memperoleh pendidikan terbaik, eh tidak tahunya setelah lulus malah betah hingga menikah, bekerja di sana dan tak mau pulang lagi. Hiks!

Ketiga, kekasih idaman saya adalah yang mirip dengan Mamak. Tidak perlu cantik, yang penting selalu menyenangkan bila dipandang. Dapat menyejukkan hati di saat suami terbawa emosi. Dapat menjaga nama baik keluarga, dapat mengelola harta dengan baik. Cerewet dalam hal apa pun. Membenci segala sesuatu sekadarnya. Percayalah, jika kalimat positif bisa menular, maka aura negatif kebencian juga sama. Bisa-bisa bukannya hidup bahagia malah penuh penderitaan. :)


Terakhir, harapan saya tidak muluk-muluk, selain kriterianya harus pas dengan keinginan Mamak saya, doi juga mesti mau menuruti keinginan saya. Biar bagaimanapun Mamak sebenarnya menyerahkan pilihan ada di tangan saya.

Harapan saya hanya satu, dia harus mengerti, mencintai, memahami, menerima tidak hanya saya namun juga sekaligus dengan keluarga saya. Itu. Contoh kecil saja, pasti so sweet banget apabila saya sudah meminta agar istri tidur duluan, tidak perlu menunggu karena saya pulangnya larut, terlambat. Namun istri malah tetap menyambut dengan senyuman saat saya baru membuka pintu rumah. Xixixi.

Sudah ah, kalau saya melanjutkan berkhayal pasti tidak akan cukup sampai miliaran kata. Sepertinya hari ini cukup sampai di sini, sampai ketemu di tulisan besok dengan tema yang berbeda.

 Bye... Bye...

#10DaysKF
#KampusFiksiWritingChalenge
Share:

Ketika Bertemu dan Berselisih




Jangan sakiti hati temanmu seperti paku menacapi batangan kayu. Meski sudah dicabut, lukanya tetap membekas.

Nak, jangan sakiti hati temanmu, seperti bolpoin yang menggores kertas. Jika berbuat salah, meski dicoret-coret, dihapus dengan penghapus paling canggih sekalipun, tetap akan meninggalkan jejak kotor.

Dan satu-satunya cara adalah membuka lembaran baru. Jangan sampai kehilangan teman baik. Teman adalah harta yang berharga.

@asetMamak
Share: